Pontianak – NU Khatulistiwa, Nahdlatul Ulama yang lahir pada tanggal 31 Januari 1926 ini kelahirannya dilatarbelakangi oleh sebuah aspirasi perjuangan kalnagan ulama tradisioanlis yang tergabung dalam komite Hijaz dalam merespon kemunculan gerakan Salafi-Wahhabi di Arab Saudi saat itu. Hal ini diuangkapkan Dr.Zulkifli Abdillah, MA Wakil Sekretaris PWNU Kalbar saat menjadi narasumber dalam agenda Dialog Lintas Pontianak Pagi dengan tema “96 Tahun Peran NU Bagi Bangsa Ini” disiarkan secara langsung oleh RRI Pro-1 Pontianak, Senin 31/1 Pagi.
“Sebelum NU berdiri, Sudah ada organisasi yang telah berdiri seperti Taswirul Afkar, Nahdlatul Wathan, serta Nahdlatul Tujjar. Kemduain di Tahun 1926 ada kongres umat Islam yang diselenggarakan di Makkah, Namun dalam perkembangannya, kalangan ulama tradisionalis tidak diakomodir aspirasinya sehingga kemudian mereka membentuk sebuah komite yang disebut Komite Hijaz yang langsung menemui Raja Abdul Aziz al-Saud. Diantara misi utamanya adalah meminta agar praktik-praktik keagamaan dan bermazhab ala Ahlu Sunnah Wal Jamaah tetap dipertahankan.” Ujarnya.
Ia mengatakan bahwa perjuangan komite Hijaz ini menuai hasil salah satunya adalah berhasil mengagalkan upaya pembongkaran makam Nabi Muhammad Saw yang dilakukan oleh Salafi-Wahhabi tersebut sehingga kemudian sepulangnya dari Makkah inilah Komite tersebut menjadi cikal bakal berdirinya NU.
Menurutnya, Salafi Wahhabi ini berupaya memurnikan Islam dan selalu mengkafirkan serta membid’ahkan praktik-praktik tradisi keberislaman yang dilakukan masyarakat Nusantara. Oleh karenya, NU lahir dalam rangka membendung gerakan salafi-wahhabi ini.
Dalam konteks perjuangan bangsa ini, NU merupakan pesantren besar. Kehadiran NU dalam rangka mengorganisir kalangan ulama dan pesantren yang melaksanakan praktik keberislaman Ahlu Sunnah Wal Jamaah .Pondok pesantren sejak awal ikut terlibat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa jauh sebelum NU lahir dan didirikan.
Selain itu, peran tokoh-tokoh NU juga dapat dilihat dari keterlibatannya secara aktif dalam usaha merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Seperti keterlibatan tokoh NU dalam PPKI serta perumusan piagam Jakarta dan UUD 1945, Turut serta melawan PKI, serta penerimaan atas asas tunggal Pancasila.
“Kelahiran NU tidak bisa dipisahkan dari perjuangan dalam rangka menegakkan Agama sekaligus menegakkan kehidupan berbangsa dan bernegara serta mengisi kemerdekaan. Dengan kata lain ini merupakan bagian dari satu tarikan nafas” ujarnya. (Didi Darmadi)