
Jakarta – NU Khatulistiwa. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yaitu Prof.KH.Saiq Aqil Siradj berpesan agar warga nahdliyin tidak lengah dalam menjaga protokol kesehatan, meskipun grafik covid di beberapa daerah sudah melandai, namun terdapat kemungkinan terjadi lonjakan gelombang ketiga jika masyarakat sembrono dalam menjaga protokol kesehatan.
“Pandemi ini belum usai, penerapan prokes tidak boleh kendor, meski grafik covid saat ini sudah melandai, ada kemungkinan terjadi lonjakan gelombang ketiga. Menurut keterangan epidomolog, berdasarakan pola kurva tiga lima bulanan, lonjakan diperkirakan terjadi di akhir tahun 2021, makanya warga nahdliyin dan masyarakat jangan sembrono dengan prokes,” tandasnya saat mengisi sambutan di Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama, disiarkan langsung melalui NU Channel, pada Sabtu. (25/9)
Menurut Kiai Saiq, NU telah kehilangan ratusan Kiai dan pengasuh pesantren selama pandemi, hal ini merupakan musibah dan kerugian bagi masyarakat muslim. Oleh karena itu NU harus menjadi teladan bagi masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran covid. Pertimbangan kesehatan jamaah merupakan kaedah tertinggi jamiiyah dalam menjalanakan roda organisasi di situasi pandemi. Menurutnya NU harus tetap komitmen mengawal salah satu pilar Maqasid Syariah yaitu hifdzunnafs.
Ketua Umum PBNU menyampaikan bahwa NU mendukung percepatan vaksinasi agar segera terbentuk heard immunity. NU merekomendasi agar pemerintah memperbaiki sistem kesehatan nasional dengan meningkatkan rasio dan keandalan fasilitas kesehatan rumah sakit dan psukesemas, kemudian mengurangi kesenjangan distribusi fasilitas dan tenaga kesehatan, serta memperkuat ekosistem kesehatan mulai kemandirian farmasi penambahan dokter dan nakes kapasitas rumah sakit dan puskesmas.
“pemerintah juga perlu memproduksi alat kesehatan. saat ini sekitar 94% alkes yang beredar adalah produk impor, dominasi alat kesehatan impor menandai rapuhnya system kesehatatan nasional,” tegasnya.
Kiai Said mengatakan perlunya masyarakat disiplin terhadap protokol kesehatan, sementara pemerintah agar terus menggalakan ekosistem kesehatan, seperti membatasi akses bagi masuknya tenaga kerja asing, sampai situasi pandemi terkendali. Di sisi lain masyarakat tidak boleh euphoria dengan menyelenggarakan kegiatan.
Selain waspada dengan mutasi virus, menurut Ketua Umum PBNU, masyarakat juga tidak boleh lengah dengan potensi ancaman sosial politik dalam negeri. Karena berdasarkan informasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), sel terorisme masih aktif melakukan recruitment melalui media sosial selama pandemi berkedok penggalangan kemanusiaan. Mereka menyalahgunakan kotak amal untuk merekrut generasi muda atau kaum milenial. ( Siti Maulida)