Home / Opini / Cegah Pandemi, Tingkatkan Kewaspadaan Diri

Cegah Pandemi, Tingkatkan Kewaspadaan Diri

Oleh: Dr.Ibrahim ,MA

Ketua LTN PWNU Kalbar

Setiap kita pernah bermimpi dalam tidur, termasuk mimpi buruk. Ketika kita mengalami mimpi buruk, terjaga dari tidur adalah saat- saat yang paling diharapkan. Karena dengan terjaga, kita bisa segera terlepas dari bayangan “mimpi buruk” yang menakutkan itu. Kondisi kita hari ini berada di tengah pandemi, dimana jumlah kasus terpapar virus corona terus meningkat dari hari ke hari, hampir semua daerah tidak ada lagi yang benar-benar aman, tak ubah bak “mimpi buruk” itu. Tapi sayangnya ini bukan lah mimpi yang bisa kita harapkan segera berakhir dengan kita terjaga. Pandemi adalah kenyataan yang kita hadapi. Makhluk biomikroba yang superhalus itu benar-benar ada di sekitar kita, meskipun tidak pernah bisa kita lihat. Makhluk superkecil yang bernama virus corona itu sungguh-sungguh telah menjadi “hantu” dalam kehidupan kita hari ini. Keberadaannya tidak bisa kita kenali, tapi kehadirannya telah menjadi momok yang mengerikan (pandemi).

Merujuk pada konsep WHO (Wordl Health Organization), pandemi itu bermakna keadaan yang mewabah, bersifat masif dan menular ke banyak orang di berbagai benua dan negara. Artinya bahwa, Pandemi Covid 19 adalah keadaan penyakit yang mewabah, yang menular secara masif dari orang ke orang di belahan benua dan negara. Tidak heran jika situasi pandemi ini  menjadi perhatian (jika tidak disebut persoalan) dunia hari ini. Data terkini mencatat lebih dari 210 negara telah terpapar virus corona, dengan kasus positif lebih dari 2 juta orang, serta angka kematiannya sudah mencapai puluhan ribu. Indonesia sendiri, laporan resmi pemerintah pertanggal 20 april 2020 mencatat angka kasus positif sebanyak 6.760 orang, dengan kasus kematian mencapai 590 orang. Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah dari hari ke hari, bahkan trandnya masih cendrung curva naik (meningkat). Lokasi persebarannya juga semakin meluas di hampir semua penjuru negeri, dan berdampak ke semua sektor. Itulah pandemi yang kita hadapi hari ini. Sebuah kenyataan, dan bukan mimpi yang kita bisa berharap untuk bisa segera berlalu hanya dengan ke-terjagaan kita dari tidur.

Sebagai sebuah fakta yang ada di hadapan kita, pandemi mesti dihadapi dengan sikap yang nyata pula. Mesti ada pemahaman dan kesadaran bersama untuk kita bangun. Mesti ada tindakan-tindakan sadar dan nyata yang harus kita lakukan bersama-sama. Mesti ada kebersamaan yang kuat untuk kita semua bisa keluar dari situasi dan kondisi pandemi saat ini. Mesti ada ketulusan semua elemen bangsa untuk bersatu padu dan bahu membahu memutus matarantai penyebaran penyakit pandemi ini.

Pandemi bukan seperti “mimpi buruk” dalam tidur yang diharapkan bisa berakhir hanya dengan ke-terjagaan kita. Pandemi harus dihadapi dengan sikap nyata untuk mengatasinya. Kewaspadaan diri adalah salah satu sikap nyata yang bisa kita lakukan saat ini. Mengapa kewaspadaan? Karena dengan kewaspadaan yang tinggi, kita akan memiliki kesiapan diri dan kemampuan untuk menghindarkan diri dari wabah bencana ini. Dengan kewaspadaan diri, kita akan mampu membangun kekuatan dalam diri (termasuk sistem imun) yang baik, serta sterilisasi diri dan lingkungan yang memungkinkan kita terhindar dari paparan wabah penyakit. Untuk kewaspadaan itulah kita dihimbau untuk senantiasa menjaga kesehatan diri, menjaga pola makan dan pola hidup yang sehat, rajin mencuci tangan, menjaga jarak dalam interaksi sosial (social/phsycal distancing), menggunakan masker saat keluar rumah, dan sebagainya.

Kewaspadaan ini penting, karena tidak mudah untuk kita mengenali penyakit ini. Selain sifatnya yang superkecil (biomikroba-virus) yang tidak kasat mata, banyak dari penderitanya juga tidak menampakkan gejala (orang tanpa gejala). Kenyataan ini membuat kita “buta” untuk mengenali siapa sesungguhnya orang yang sudah terpapar. Bisa saja ia ada di sekeliling kita, orang dekat kita, atau bahkan kita sendiri (na`udzubillah). Sementara itu, OTG ini punya  potensi besar menularkan virus ini kepada orang lain, karena tidak merasa sakit, atau tidak sadar sudah membawa penyakit. 

Melalui laman facebook, Gubernur Kalbar mengingat: “Hampir semua yang reaktif dalam rapid test adalah orang tanpa gejala. Satu orang reaktif covid tanpa gejala bisa menularkan  virus kemana-mana dan bisa saja ada di sekitar kita. Kita tidak pernah tahu siapa di dekat kita yang reaktif dan tanpa gejala”. Demikian Sutarmidji mengingatkan masyarakat Kalimantan Barat untuk terus waspada dan waspada. Tingkatkan kewaspadaan dengan mengikuti semua himbauan pemerintah. Berdiam lah di rumah, tidak keluar jika tidak terlalu penting. Gunakan masker jika terpaksa harus keluar rumah. Pastikan jaga jarak aman (social/phsycal distancing) dalam berkomunikasi. Hindari kerumuman banyak orang. Rajin-rajinlah mencuci tangan pakai sabun. Itulah bentuk-bentuk kewaspadaan diri yang harus kita tingkatkan di tengah pandemi ini. Dengan semua kewaspadaan ini, Insya Allah penyebaran virus corona bisa kita hentikan. Bersama pemerintah kita turut menjadi penyelamat diri, keluarga, masyarakat dan bangsa ini dari wabah pandemi ini, Insyaa Allah. Karenanya, marilah kita semua ikuti himbauan pemerintah untuk tingkatkan kewaspadaan diri di tengah pandemi ini. Cukuplah Allah sebagai pelindung dan penolong kita bersama. Wallahu a`lamu bish shawab.

Check Also

Rais Syuriyah PWNU Kalbar Hadiri Pelantikan IPNU dan IPPNU Kabupaten Ketapang

Ketapang – NU Khatulistiwa, Pimpinan Cabang IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar …

Tinggalkan Balasan