Home / Badan Otonom / “Ayo Menanam” Dalam Hadapi Krisis Corona

“Ayo Menanam” Dalam Hadapi Krisis Corona

Oleh: Dr.Yusriadi, MA

Ketua PW ISNU Kalbar

Sore itu di akhir Maret 2020, di Group PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) muncul postingan Ketua Umum PP ISNU, Dr. Ali Masykur Musa. Postingan itu merupakan forward pesan dari PC ISNU Malang di Jawa Timur, berisi harapan agar PP ISNU mendorong PBNU untuk membuat gerakan menanam menghadapi krisis ekonomi dampak corona.

Ketika masa darurat diperpanjang hingga beberapa bulan ke depan dampak ekonomi pada masyarakat kecil, yang sebagian besar adalah jamaah NU, pasti akan terasa. Harga barang menjadi mahal, dan daya beli masyarakat berkurang. ISNU sebagai lembaga yang diisi oleh para pemikir (sarjana) harus menjadi pelopor untuk membangun ketahanan keluarga dan ketahanan masyarakat menghadapi krisis.

Bagi yang menyimak perkembangan terkini, gagasan dari ISNU Malang itu sangat mudah dicerna dan rasanya mudah pula dilaksanakan. Sangat sederhana.

Sebenarnya, gagasan dan usaha menanam untuk kebutuhan dapur sendiri memang sudah lama digaungkan dan tak henti-hentinya diingatkan. Mantan Ketua PWNU Kalbar M. Zeet Hamdy Assovie dalam beberapa kesempatan mendorong muslimat untuk menanam cabe, serai, dll.

Hanya saja, kayaknya, seiring kesibukan dan kemudahan yang diperoleh masing-masing orang, gagasan menanam sendiri agak kurang dilakukan. Gagasan ini berlalu, dan melayang ditiup angin.

Rumah tangga selama ini banyak tergantung pada pasar dan penjual sayur keliling. Dengan merogoh saku dangkal, aneka sayur sudah bisa diperoleh. Alhasil, pasar, terutama pasar pagi selalu ramai dikunjungi, dan penjual sayur selalu ditunggu ibu-ibu.

Tetapi, situasi sekarang berbeda dibandingkan hari-hari itu. Pasar mulai sepi. Penjual sayur lebih sering sendiri. Corona telah memberikan dampak luar biasa, mengubah situasi itu.

Sejak beberapa bulan lalu, beberapa sektor ekonomi lumpuh. Banyak kegiatan ekonomi yang terhenti begitu saja. Orang-orang beristirahat, dan kehilangan sebagian dari pendapatannya. Dalam situasi ini pasti daya beli juga berkurang.

Bulan-bulan ini juga telah memperlihatkan suplai bahan makanan dan barang-barang lain mengalami terkendala. Mobilitas yang dibatasi dengan sendirinya mempengaruhi suplai barang mencapai konsumen. Sudah dapat dibayangkan apa yang akan dialami kalau keadaan begini terus terjadi…

Diramalkan, keadaan akan semakin berat karena bulan-bulan mendatang bukan masa produktif bagi orang kecil. Mei-Juni normalnya musim kemarau atau musim kering; kering dalam pengertian sebenarnya dan pengertian kiasan.

Belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pada musim menjelang dan saat lebaran, umat selalu lebih konsumtif. Justru di seputar lebaran semangat berbelanja terlihat meningkat.

Oleh karena itulah maka gagasan “Ayo Menanam” terasa sebagai gagasan penting dan berarti saat ini. Jika seandainya semua keluarga tergerak hatinya untuk bertanam sayuran mulai hari ini, maka hasil yang dicapai pada bulan-bulan yang akan datang sangat membantu. Keadaan akan menjadi sedikit lebih ringan bagi masyarakat kecil.  Setiap keluarga dapat berusaha mencukupi kebutuhan dapur sendiri. Atau, paling tidak mereka mengurangi ketergantungannya pada pasar dan ekonomi global.

Setiap keluarga harus berusaha mencukupi sendiri kebutuhan bumbu dapur dengan menanam cabe, serai, dan sejenisnya. Keluarga juga dapat menanam sendiri untuk memenuhi kebutuhan sayur-mayur.  Ada alternatif kangkung, terong, singkong, keladi, kenikir, dan lain-lain.

Lahan tidur masih cukup banyak di sekitar rumah. Lahan perkarangan yang menganggur atau malah halaman yang tertumbuh rumput, masih mungkin dimanfaatkan. Kekecualiannya, di tengah pemukiman padat daerah perkotaan: polibag atau plastik –tebal besar dan ember bekas sejenisnya, dapat menjadi alternatif.

Sekarang, kembali kepada masing-masing orang dalam keluarga untuk melakukan kegiatan produktif ini. Jika ada kemauan, pasti ada jalannya. Sebaliknya jika tidak ada kemauan pasti banyak hambatannya. Peran elit NU dan kelompok yang sadar diperlukan untuk mendorong semangat mandiri tersebut. Mereka dapat memberikan dorongan melalui berbagai saluran dan menggunakan berbagai cara serta pendelatan. Kampanye menanam sayur dapat menjadi satu pendekatan terstruktur dan massif untuk upaya ini. Bismillah….Ayo mulai Menanam!

Check Also

Rais Syuriyah PWNU Kalbar Hadiri Pelantikan IPNU dan IPPNU Kabupaten Ketapang

Ketapang – NU Khatulistiwa, Pimpinan Cabang IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar …

Tinggalkan Balasan