Home / Badan Otonom / Coffee Break PAC IPNU IPPNU Sungai Pinyuh Bahas Antisipasi Paham Radikal

Coffee Break PAC IPNU IPPNU Sungai Pinyuh Bahas Antisipasi Paham Radikal

MEMPAWAH – NU Khatulistiwa, Antisipasi Paham Radikalisme, PAC IPNU dan IPPNUSungai Pinyuh Gelar coffee break Dengan Menghadirkan Pemateri Dari Kemenag Memapawah.

Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air serta menolak paham radikalisme.

Tema yang di usung adalah “menangkal paham radikalisme di era melenial”. Kamis, 13/12.

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber, antara lain ketua kementrian Agama Kabupaten Mempawah, Bpk Kamaludin, dan Pegawai dilingkungan Kementrian Agama Mempawah Bpk Mulyadi, dan Bpk Mahmud

Pada kesempatan tersebut, Bpk Kamaluddin menjelaskan tentang ciri-ciri orang yang sudah terdoktrin paham radikalisme dan faktor yang mempengaruhi orang berbuat radikal.

Menurutnya, penyebaran paham radikalisme oleh kelompok tertentu di Indonesia harus diwaspadai, trutama yang berbungkus dengan organisasi keagamaan.

Bahkan para siswa di sekolah-sekolah negeri maupun swasta sangat berpotensi terpapar radikalisme tak terkecuali juga, kampus-kampus, yang disasar sebagai tampuk yang tepat untuk di ajak bergabung dan mengembangkan paham radikalisme.

“Ciri-ciri orang yang patut dicurigai sebagai kelompok radikalisme, yakni merasa paling benar, mendadak berbeda, selalu mengagungkan komunitas yang dirahasiakan, mengalami sikap emosional ketika berkomonikasi seputar pandangan keagamaan, menaruh kecurigaan dan kritik berlebihan terhadap praktek masyarakat secara umum ” terang Bpk Kamaluddin.

Melalui pertanyaan dari audien ” faktor apa saja yang mempengaruhi orang berbuat radikal?

Bpk Mahmud menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan orang masuk dalam kelompok radikalisme, diantaranya faktor pemikiran, pendidikan, ekonomi, sosial, dan faktor politik

“Orang yang memiliki tingkat pendidikan yang lemah akan lebih mudah di doktrin ,juga yang ekonominya rendah, pikirannya akan sempit jika di imingi dengan hal-hal yang berbau ekonomi, serta kepentingan politik juga berdampak besar dalam berkembangnya paham radikalisme ini” ujarnya.

Bpk Mulyadi, menyampaikan “pencegahan radikalisme dapat dilakukan dengan meningkatkan toleransi berpikir karna sejatinya setiap pandangan yang disampaikan lewat argumentatif menurut mereka adalah benar maka bijaklah dalam bersosial dan bermedia sosial. Pungkasnya.
(Muslihah)

Check Also

3 Kompetensi Bergengsi Akan DiikutiSiswa MAN 2 Pontianak Tahun 2023

Pontianak, – NU Khatulistiwa, Pimpinan MAN 2 Pontianak elar rapat terbatas di ruang kepala MAN …

Tinggalkan Balasan