PONTIANAK – NU Khatulistiwa, Masjid raya Mujahidin adalah salah satu masjid yang memiliki remaja masjidyang cukup aktif dalam mengadakan berbagai macam agenda, salah satunya ialah buka puasa sepanjang bulan Ramadhan yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya.
Selain mengadakan iftor Ramadhan Remaja Masjid Raya Mujahidin juga memiliki banyak agenda lainnya, yakni kajian jelang berbuka, panggung Ramadhan, festival dakwah ramadhan dan i’tikaf 10 malam terakhir.
Jumlah jamaah hari pertama sebanyak 453 jamaah, sebagai hari pertama dalam bulan suci mereka menyelenggarakan Grand Opening Kajian Jelang Berbuka tanda dimulainya kajian setiap hari dengan tema “START THE REAL RAMADHAN KAREEM” yang dipaparkan oleh ustadz Muammar Khadafi, LC, M.H
Di hari kedua Ramadhan meningkat sebanyak 18 jamaah yang hadir (471 jamaah), sedangkan di hari ke tiga berkurang sebanyak 4 jamaah (467 jamaah) yang hadir dengan tema yang sama dua hari berturut yaitu “fiqh Ramadhan” yang dikaji oleh ustadz Drs. H. Nasution Usman, M.Pd.
Sedangkan di hari keempat total jamaah yang hadir kembali bertambah yakni sebanyak 480 jamaah, dengan tema KJB (Kajian Jelang Berbuka) “Ta’rifatul Qur’an”. Dan di hari ke lima jumlah jamaah masih bertahan sebanyak 480 Jamaah.
Jumlah jamaah meningkat di hari ke enam dan ke tujuh, yakni sebanyak 577-692 jamaah. Untuk hari keenam kajian jelang berbuka diisi dengan kajian bertema “Talaqqi”. Yaitu membaca surah Al-fatihah dengan benar bersama Syekh Riyadh Wasilah Riyadh Lulu hafidz Qur’an yang berasal dari Darul Quran Wa Sunnah Gaza Palestina. Menuju hari ke sepuluh jumlah jamaah kembali menurun hingga menjadi 476 jamaah.
“Untuk dana memang berasal dari remaja Mujahidin, namun karena jumlah jamaah yang banyak jadi kami juga menggunakan dana infaq dari para jamaah, infaqnya ada yang berupa uang ada juga yang berupa makanan seperti kue, gorengan dan buah-buahan” jelas Adinda salah satu remaja Mujahidin.
Menu Iftar Ramadhan yang disajikan berupa kue, gorengan, kurma dan takjil berupa puding.
“Untuk sistem hitung jumlah jamaah, kami menggunakan metode Teli, yaitu salah satu remaja wanita berkeliling menghitung jamaah wanita satu per satu dan remaja pria pun melakukannya demikian dalam menghitung jamaah laki-laki. setelah semuanya selesai menghitung barulah kami jumlahkan semuanya” jelas Adinda. (Fawzia/Fauzi)