Oleh Salihin
Ketua BEM STAI Mempawah
Sering kita mendengar berita diberbagai daerah tentang penolakan kepada orang-orang yang memberikan ceramah propokatif yang mengarah kepada Intoleran. Lalu kemudian muncul di media bahwa penolakan itu adalah tindakan intoleran. Bagi saya, ini ada yang perlu di fahami kembali terkait esensi dari toleransi kebangsaan dan kenegaraan kita.
Toleransi dalam kebangsaan dan kenegaraan ialah untuk menjaga hubungan antar warga bangsa agar tetap hidup rukun damai dan baik. Jika toleransi dibiarkan untuk membiarkan sikap intoleran, maka bukankah itu adalah bunuh diri sexcara pelan-pelan?
Contoh penolakan pembubaran mimbar akademik yang dilakukan oleh segerombolan nir literasi seperti yang terjadi di IAIN surakarta(sumber David) beberapa waktu yang lalu adalah penanda tegas, bahwa banyak warga muslim di sekitar kita yang masih sukar menerima perbedaan. Mereka bersikap monolitik dan seolah memaksa untuk sama dengan apa yang mereka fahami.
Berbeda dengan halnya penolakan terhadap seseorang yang sudah secara gamblang/terang terangan sering menebar kebencian dan provokasi lainnya. Mereka ditolak dengan alasan yang jelas untuk tetap mengkondusifkan dan mencegah pemikiran ektrim destruktif. Sikap penolakan ini harus dilakukan. Namun, cara penolakannya harus pula dengan bahasa yang santun dan dengan alasan yang logis.
Bersyukur bahwa Kalimantan barat mempunyai masyarakat yang mempunyai jiwa toleransi yang kuat, baik dari segi suku, ras, agama dan lain-lain. Jiwa toleransi yang dimiliki oleh masyarakat Kalimantan barat ini, akan menjadikan masyarakat yang aman, nyaman damai dan penuh dengan kasih sayang.
Lain halnya dengan ketika masyarakat Kalimantan barat tidak memperhatikan penting nya berjiwa toleransi, menghargai sesama dan saling merangkul, maka masyarakat Kalimantan barat tidak akan menjadi masyarakat yang rukun dan damai.
Sebenarnya tatkala kita berbicara toleransi, maka sebenarnya kita sedang dalam membicarakan diri kita sendiri, melihat cara diri kita bersikap dengan orang lain, bagaimana kita menghargai orang lain dan bagaimana kita menjadi panutan bagi orang-orang ada di sekitar kita.
Sikap toleransi ini sangat mudah kita dapat, kuncinya dengan Akhlakul Karimah yang baik. Merendahkan diri jika bertemu dengan siapapun dan terpenting kita harus merasa bahwa sejatinya kita yang ada di dunia ini adalah sama.
Maka dengan melakukan gerakan-gerakan yang dimaksud di atas insyaallah kita akan terus dapat menghargai orang lain dan Tak akan merasa menang sendiri dalam setiap tingkah laku kita.