Home / Opini / Pemuda Moderat Pendongkrak Ruang Toleransi

Pemuda Moderat Pendongkrak Ruang Toleransi

Oleh : Shalihin

Hidup di negara majmuk adalah sebuah anugerah bagi masyarakatnya. Hal ini dapat disandarkan pada kekayaan ragam budaya bangsa Indonesia. Indonesia yang terdiri atas untaian pulau yang menjulang dari Sabang sampai Merauke merupakan aset kebhenikaan yang wajib di jaga keutuhannya. Bukan hanya utuh namun juga kompak dalam perdamaian.

Setelah sempat diterpa oleh isu-isu perpecahan yang mengatasnamakan agama, masyarakat nampaknya menjadi sensitif terhadap kabar-kabar berita yang muncul. Menyebarnya berita hoax dan masih adanya keluguan masyarakat awam yang mengait-ngaitkan satu berita dengan berita lain menyebabkan terjadinya pergeseran sikap saling menghargai antar sesama. Pergeseran dalam menyuguhkan toleransi disebabkan adanya krisis agama yang berlangsung secara terus menerus dan mendasar bahwa menghilangnya sikap toleransi keberagaman yang moderat pada sebagian ummat tertentu disebabkan adanya justifikasi kebenaran sehingga menempatkan agama pada sumbu utama terjadinya konflik sosial keagamaan. Masa-masa itu sudah berlalu, kini mari saling menciptakan atmosfer saling menghormati bagi sesama supaya terwujud keharmonisan dalam keberagaman.

Sebagai salah satu negara dengan pemeluk Islam terbesar dunia, maka wajibkan mengetahui konsep toleransi dalam islam. Konsep teologi moderat yang untuk memberikan narasi sikap saling menghormati, menghargai, dan bekerja sama antar komponen masyarakat yang berbeda, suku, agama, ras, bahasa, dan budaya. Konsep itu disebut sebagai konsep Tasammuh. Tasammuh merupakan nilai organik dari Islam untuk membingkai hubungan antara Islam dengan agama lain. Secara prinsip, Islam memandang manusia dan kemanusiaan secara positif dan optimis.

Meskipun mereka berbeda-beda atau lengkap dengan peradabannya, tetapi hal itu mendorong ummat Islam bersikap apresiatif dan respek terhadap yang lainnya. Islam meyakini bahwa perbedaan tersebut bukan dari aspek fisika nya, tetapi tergantung pada tingkat ketakwaan masing-masing. Pandangan ini yang menjadi perspektif Islam tentang “Kesatuan ummat manusia” yang pada gilirannya mendorong berkembangnya solidaritas antar manusia yang moderat.

Konsep Tasammuh dalam teologi Islam adalah pandangan hidup yang bersedia menerima perbedaan keberagaman yang lain di luar dirinya, baik pandangan agamanya, bentuk spiritual maupun tradisi keagamaannya. Islam meyakini bahwa kemajemukan keagamaan antar ummat manusia adalah hukum tuhan, tidak bisa dipungkiri lagi. Islam mengakui hak hidup agama agama lain, dan membenarkan para pemeluk agama lain tersebut untuk menjalankan ajaran agama masing-masing. Disinilah terletak dasar ajaran Islam tentang toleransi beragama. Jika prinsip dasar ini dilanggar, maka yang muncul adalah pola keberagaman yang eksklusif, klaim kebenaran akhirnya menggiring ummat Islam pada sikap fanatisme beragama bahkan kesombongan relegius. Pola keberagaman seperti ini akhirnya bisa mencoreng wajah Islam yang terkenal toleran dan ramah.

Prinsip tasamuh dalam Islam secara rinci dikonstruksi menjadi empat pilar utama: pertama, manusia merupakan ciptaan Allah yang bermartabat yang harus dihormati. Kedua, Allah menjadikan manusia dengan potensi masing – masing untuk dihormati. Ketiga, Allah menciptakan keragaman sebagai hukum alam yang harus diterima setiap individu. Keempat nilai tasamuh ini mendorong ummat Islam untuk mempunyai pemahaman agama yang dinamis, terbuka, dan mau belajar untuk selalu memperbaiki diri dari orang lain atau agama-agama lain.

Apabila empat prinsip ini tersebut dapat ditanamkan pada diri masing-masing masyarakat muslim, dampak yang terjadi yakni. Masyarakat dapat hidup selaras tanpa ada kecemburuan relegius meski di negara Indonesia ini terdapat beberapa agama. “Untuk membangun ruang toleransi ini di butuhkan generasi muda yang mampu berfikir luas tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau golongan”.

Membagun ruang toleransi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana, misalkan dari lingkungan masyarakat sekitar kemudian menumbuhkan rasa saling menghormati sejak dini pada anak-anak usia paud dan SD, jika pengenalan toleransi sudah dilakukan dari kecil maka kebiasaan itu akan terbawa hingga dewasa dan otomatis akan mampu membangun ruang dalam hidup bermasyarakat.

Yang terpenting dalam menjadi pemuda moderat adalah tidak merasa paling di tinggi di antara orang lain, karena pada hakikatnya Allah-lah yang paling tinggi di atas segalanya. Menjadi pemuda yang moderat adalah kebanggaan tersendiri bagi perindividunya, namun kembali pada prinsip Allah telah menjadikan manusia-manusia dengan potensi sendiri-sendiri untuk dihormati.

Pemuda yang sukses dalam beragama adalah pemuda yang yang dapat menghargai dan menghormati atas setiap tindakan orang lain. Tanpa mbedakan antar suku, ras dan budaya. Sikap toleransi ini akan mewujudkan. Kondisi dimana ummat beragama akan saling menghargai keberagaman yang dimiliki orang lain tanpaengolok-olok maupun tanpa adanya diskriminasi.

Sikap toleransi akan menciptakan suatu kerukunan dan tidak akan menimbulkan pertikaian, perpecahan serta mencegah konflik yang kemungkinan muncul. Toleransi juga dapat memupuk persaudaraan dan semangat antar anggota masyarakat.

Check Also

Rais Syuriyah PWNU Kalbar Hadiri Pelantikan IPNU dan IPPNU Kabupaten Ketapang

Ketapang – NU Khatulistiwa, Pimpinan Cabang IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar …

Tinggalkan Balasan