Home / Berita / Bedah Buku Mizan Goes To Campus IAIN Pontianak : Berebut Wacana Umat Islam di Era Reformasi

Bedah Buku Mizan Goes To Campus IAIN Pontianak : Berebut Wacana Umat Islam di Era Reformasi

Pontianak – NU Khatulistiwa.  Penerbit Mizan hadir di Institut Agama Islam Negeri Pontianak (IAIN Pontianak) dalam rangka melaksanakan agenda Mizan Goes To Campus, yang didalamnya menampung berbagai agenda seperti Seminar Career Path, Workshop Menulis otobiografi dan Diskusi buku untuk para penulis .Mizan melaksanakan agenda terakhirnya yaitu Diskusi Buku yang berjudul Berebut Wacana “Pergulatan Wacana Umat Islam di Indonesia di Era Reformasi” di Aula Abdurrani Mahmud IAIN Pontianak. (Kamis, 03/05 sore.

Program yang dimaksudkan didedikasikan secara khusus untuk perguruan tinggi Islam dalam rangka me genalkan dialektika Intelektual kepada Mahasiswa IAIN Pontianak, yang berperan sebagai benteng modernisasi Islam di Indonesia.

Narasumber dari Diskusi ini adalah Dr. H Wajidi Sayidi, M.Ag yang merupakan Dosen IAIN Pontianak dan pemateri kedua adalah Ahmad Baiquni yang merupakan CEO Mizan Wacana. Di awal pembicara pertama yaitu Dr. H Wajidi Sayadi menggambarkan secara umum tentang isi dari buku yang dibedah.

“Buku ini membahas tentang wacana wacana yang ada di indoneisia baik itu politik, pemikiran yang sebagian besar isinya merupakan wacana sejarah dari sebelum era reformasi hingga era reformasi” jelasnya. Wacana yang menonjol adalah mengenai politik di Indonesia yang sebagian kalangan bersikap formalistik.

“Politik Indonesia oleh sebagain kalangan ditanggapi bahkan di laksanakan secara formalistic, Politik Keindonesiaan dimana?” tegasnya. Substansi ajaran islam sudah tertampung dalam nilai nilai Pancasila dan UUD 1945. Gagasan dan budaya sudah membentuk kepribadian bangsa yang memang terdapat pada nilai nilai agama.

Sementara itu,  CEO Mizan Wacana Ahmad Baiquni dalam paparannya  menjelaskan tentang alasan MIzan  menerbitkan buku Berebut Wacana. Dalam hal ini yang berebut adalah pihak pihak yang bersaing baik di dunia politik maupun pemikiran. Buku ini menelaah informasi penting yang memang tidak ada di era sesudahnya, misalnya mengenai kebebasan berpolitik yang memang tidak ada di era Orde Baru.

Ia juga menjelaskan pula mengapa Mizan penting menerbitkan Buku ini , karena untuk mengamati pergulatan umat islam di Indonesia harus seksama agar nantinya atau diera sesudahnya ada referensi yang dapat dibaca untuk membandingakan wacana wacana yang sudah ada. Karena bisa jadi masalah yang terjadi saat ini adalah pengaruh bahkan lanjutan dari wacana wacana sebelumnya.

Dalam hal ini, wacana yang ada dalam buku merupakan wacana yang positif karena wacananya memotret dialektika intelektual. Misalnya wacana tentang Islam dalam realitas kesejahteraan dan politik yang didalamnya mengandung sisi Humaniora. (Maulida)

Check Also

Rais Syuriyah PWNU Kalbar Hadiri Pelantikan IPNU dan IPPNU Kabupaten Ketapang

Ketapang – NU Khatulistiwa, Pimpinan Cabang IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar …

Tinggalkan Balasan