Pontianak – NU Khatulistiwa, Haul sewindu gus dur yang dilaksanakan di Balai Pertemuan NU layaknya untuk mengisi kegiatan warga Nahdliyin di akhir tahun. Acara yang dilksanakan pada malam Minggu itu dihadiri oleh tokoh tokoh NU dan para Kyai di wilayah Kalimantan Barat, pemuda NU dari IPNU dan IPPNU serta PMII, kemudian dihadiri juga oleh GP Anshor, Muslimat NU, Fatayat NU serta warga nadliyin lainya.
Seperti biasa dan sudah menjadi tradisi di dalam majlis NU acara di buka dengan membaca bacaan tawasul yang di pimpin oleh Ustad Nur Mufid, kemudian dilanjutkan dengan acara pembacaan yasin dan tahlil, keduanya berjalan dengan khidmat.
H. Hasyim Hadrawi selaku sekretaris Pengurus wilayah Kalimantan Barat mengatakan bahwa pelaksana acara khoul gus dur ini adalah seluruh lembaga NU berdasarkan musyawarah karena sebelumnya masing masing lembaga ingin melaksanakan khoul sendiri sendiri, dan dalam musyawarahnya lebih afdol jika acara dilaksanakan oleh bersama. Acara haul ini bertujuan untuk mendoakan gus dur serta untuk berdialog atau berdiskusi mengenai hal hal yang harus diteladani dari sosok Gus Dur.
Dalam sesi refleksi keteladanan Gusdur, Dr. Wajidi mengatakan bahwa sebagai umat islam khususnya Nahdliyin dalam mengambil pedoman hukum dalam persoalan haruslah twadhu’ seperti yang di terapkan Gus Dur dan ulama sebelumnya yaitu dari bawah ke atas, dimulai dari ulama, tabi’in, tab’in selanjutnya sahabat barulah Alquran dan hadist.Hal itu untuk menghindari salah tafsir jika langsung loncat terhadap Al Quran dan hadist katanya. Selain itu ia mengatakan bahwa Gus Dur merupakan cendikiawan yang paham ilmu traditionalis dan modernis, serta beliau merupakan tokoh yang menerapkan konsep Islam Rahmatan lil Alamin.
Yang harus dilakukan NU menurut Dr..Zulkufli Abdillah adalah yang pertama gerakan menarik santri untuk berkutat di dunia luar, agar santri tidak hanya tau agama akan tetapi ilmu lainya. Yang kedua mewarisi apa yang diwarisi gusdur kepada pemuda agar pemuda tidak terpengaruh oleh zamannya, dan yang terakhir ia mengatakan bahwa Gus dur menginginkan agar agana tidak hanya sebatas formalitas belaka tetapi substansi beragama itu yang jauh lebih oebtibg.
Kemudian di akhir acara Haul Gusdur, para kiai berpesan agar pemuda harus memahami NU, supaya pemuda tidak mudah terpengaruh oleh zaman, akan tetapi pemuda harus menjadi regenerasi gus dur dan para ulama.Dan menurut mereka yang harus diterapkan tidak hanya ukhwah isamiyah namun juga ukhwah wathoniyah. Kemudian acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Katib syuriah PWNU Kalimantan Barat KH Zamroni Hasan. (Siti Maulida)