Kubu Raya – NU Khatulistiwa, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam indonesia Kabupaten Kubu Raya (PC PMII KKR) Menindak lanjuti Aksi terkait banjirnya Landasan Pacu (Runway) Bandara Internasional Supadio Pontianak di Kubu Raya 14 November 2017 kemarin.
Tindak lanjut tersebut berlangsung di Kantor DPRD Kapubaten Kubu Raya yang dihadiri langsung oleh Ketua PMII KKR beserta Jajaranya, Perwakilan masyarakat sekitar Bandara Internasional Supadio, Ketua Komisi III DPRD KKR beserta jajarannya serta General Manager PT Angkasa Pura II beserta stafnya. Senin, (20/11/17).
Bayuh Iswantoro selaku General Manajer dari pihak PT Angkasa Pura II menjelaskan dalam pertemuan tersebut bahwa pada tanggal 12 November 2017 terjadi Banjir di Runway Bandara sehingga diberhentikannya aktivitas Penerbangan disebabkan karena fenomena alam yang baru pertama kali terjadi di Bandara Internasional Supadio.
Hal tersebut dipaparkan oleh bayuh, “Kondisi hujan (Konvektif) pada tanggal 11 November 2017 setinggi 166 Mm dan Kondisi pasang air laut 1,6 M sehingga sangat sulit sekali untuk mengupayakan normalisasi Runway Bandara Internasional Supadio”, papar Bayuh.
Ia juga mengatakan pihaknya telah melakukan upaya untuk memperbaiki Drainase Runway untuk meminimalisir banjir.
“Langkah yang kami lakukan yakni memperbaiki saluran Drainase Runway dan menyediakan alat pompa saluran air agar meminimalisir Banjir namun dalam hal ini perlu juga dukungan yang baik dari pemerintah KKR karena saluran Drainase tersebut melewati 3 jalur parit yang ada di KKR yakni parit Keramat, Parit Jepang dan Parit Gertak Kuning”, ungkapnya.
Suharso, S.IP Ketua Komisi III DPRD KKR mengapresiasi kehadiran PT Angkasa Pura II ke DPRD KKR untuk memberikan penjelasan terhadap banjirnya Runway bahwa memang kondisi hujan di KKR pada saat itu deras namun evaluasi kedepannya harus ada penanganan khusus dari PT Angkasa Pura II untuk siap siaga dalam mencegah curah hujan.
“Jika memang ada yang harus dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah KKR maka kami siap mengawal karena dampak dari tergenangnya air di Runway tersebut masyarakat KKR sekitar yang merasakan dampaknya dan itu sudah menjadi tugas penting DPRD KKR”, kata Suharso.
Sedangkan Ketua Cabang PMII KKR mengharapkan kehadiran PT Angkasa Pura II dalam pertemuan tersebut harus menjadi bahan evaluasi yang penting untuk memperbaiki masalah-masalah di Bandara Internasional Supadio karena jika malasah banjir itu terjadi lagi seakan tidak ada keseriusan dalam penanganan masalah yang ada dibandara Internasional Supadio.
Farianto membenarkan bahwa hal tersebut memang merupakan fenomena hujan yang begitu deras namun hal itu tdk bisa dianggap enteng dan dijadikan alasan satu-satunya diberhentikannya aktivitas dibandara karena pasti ada solusi dalam menangani masalah tersebut, seperti memperbaiki saluran Drainase Runway dan penyediaan pompa harus siap siaga dilakukan karena efek dari genangan air di Runway yang menjadi korbannya adalah masyarakat sekitar bandara khususnya Desa Kuala II dan Desa Arang Limbung Kecamatan Sungai raya.
Dalam pertemuan tersebut Farianto juga membawa 2 orang perwakilan masyarakat dari Desa Kuala II dan Desa Arang Limbung yang merasakan dampak dari bajir Landasan Pacu Bandara Internasional tersebut.
Selain itu farianto juga menekan kepada Pihak PT Angkasa Pura II agar bijak dan profesional dalam memberikan tugas kepada arsitek yang membangun karena tidak hanya Runway yang kebanjiran akan tetapi pernah juga terjadi runtuhnya Plafon di bandara tersebut yang menimpa bagian kursi calon penumpang pada bulan maret kemarin.
(Rika Artika)