Home / Berita Daerah / Rais Syuriah NU Kalbar: Selama Lima Lembaga ini Ada, Konflik Akibat Hoax Dapat Teratasi

Rais Syuriah NU Kalbar: Selama Lima Lembaga ini Ada, Konflik Akibat Hoax Dapat Teratasi

KAKANWIL KEMENAG – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kalimantan Barat, Syahrul Yadi. Foto: Umar Faruq

 

PONTIANAK, NUKHATULISTIWA – Rais Syuriyah PWNU Kalbar, Syahrul Yadi menilai, potensi konflik hingga perpecahan di masyarakat saat ini sangat besar. Terlebih lagi dengan adanya perkembangan media elektronik. Cukup dengan membagikan (share) berita yang tak jelas sumbernya (hoax) ataupun informasi yang mengandung unsur fitnah di sosial media (medsos), konflik itu dengan mudah diciptakan.

“Muncul kekhawatiran jika pengguna media sosial tidak cerdas membaca mana berita hoax, mana berita non hoax. Ini bisa menyebabkan perpecahan di antara masyarakat,” ujarnya di hadapan pengurus PWNU Kalbar saat acara silaturahmi di Grand Mahkota Hotel, Pontianak, Senin (6/3/2017) malam.

Meski potensi itu sangat besar, Syahrul Yadi yang juga menjabat sebagai Kakanwil Kemenag Kalbar ini meyakini, bahwa potensi itu masih dapat ditangkal.

“Selama masih ada TNI, Polri, NU, Muhammadiyah, dan Kementerian Agama, saya optimis potensi konflik itu bisa dibendung. Kalau lima ini satu saja hilang, bisa tamat riwayat Indonesia,” ucapnya.

Apa yang diungkapkan Syahrul Yadi, tidaklah berlebihan. Sebab dalam perjalanan panjang bangsa ini, tak hanya TNI ataupun Polri, NU dan Muhammadiyah sangat besar peranannya dalam menjaga kerukunan dan kedamaian di Indonesia.

Di tempat yang sama, pimpinan salah satu Badan Otonom (Banom) NU, Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (PWGP) ANSOR Kalbar, Muhammad Nurdin menyampaikan, sebagai organisasi kemasyarakatan keagamaan, pengurus NU di berbagai tingkatan dan Banom memiliki tanggung jawab besar menangkal berita hoax terutama yang berkaitan dengan masalah keagamaan.

“Kita ini punya tanggung jawab besar menangkal itu. Apalagi tak jarang fitnah dan berita hoax malah ditujukan buat kita sendiri NU,” katanya.

Ia menjelaskan, kondisi umat Islam khususnya, diibaratkan dedaunan kering. Banyak dan mudah dikumpulkan, tapi rapuh serta mudah terbakar.

“Maka dari itu, kita-kita yang paham dalam memfilter informasi atau berita, kita sampaikan ke masyarakat khususnya warga nahdliyyin. Jangan terbalik, malah kita yang menjadi provokator,” tegasnya. (cil)

Check Also

Rais Syuriyah PWNU Kalbar Hadiri Pelantikan IPNU dan IPPNU Kabupaten Ketapang

Ketapang – NU Khatulistiwa, Pimpinan Cabang IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar …

Tinggalkan Balasan