PONTIANAK, NUKHATULISTIWA – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Abu Hanifah Komisariat IAIN Pontianak menggelar kajian rutinan kitab kuning perdana pada malam rabu (14/03/2017) di Sekretariat PMII IAIN Pontianak yang diikuti oleh para kader PMII, baik dari IAIN maupun dari kampus lain.
Kajian rutin ini diselenggarakan setiap malam rabu dimulai dari pukul 20:15 WI ba’dha isya sampai selesai. Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengembangkan kader pmii dalam intelektualitas. Dalam diskusi tersebut juga diselangi dengan berbagaimacam pertanyan lepas tentang kehidupan sehari-hari manusia dengan Allah SWT.
Adapun rangkaian kajian tersebut dipimpin langsung oleh sahabat Hasani Mubarok yang di awali dangan ummul fatehah sebagai tanda tawessul kepada pengarang kitab yng akan dikaji agar selalu mengalir barokahnya kepada para pendidik. Pada kajian perdana tersebut, kitab yang dikaji ialah kitab Fathul Qorieb almujib yang ditulis oleh Syeikh Abu Syuja (433-539 H) seorang ahli fiqh abad empat Hijriyyah yang bermadzhab Syafi’i. Dalam kitab tersebut tidak hanya mengkaji persolan ubudiyah yang sifatnya makhdoh tetapi juga mengkaji berbagai persoalan fiqh.
Kajian rutinan kitab kuning tersebut bertujuan agar kader pmii bisa membenahi fiqih kesehariannya serta hubungan dengan Allah SWT dan juga bisa membenahi hubungan dengan sesama manusia. Sebagaimana yang diketahui adanya lima prinsip kemanusiaan yang dikenal dengan sebutan maqasid as-syari’ah (tujuan dari agama), kelima prinsip tersebut adalah; hifdzu ad-din (menjaga agama), hifdzu ‘aql (menjaga akal), hifdzu an-mal (menjaga kekayaan), hifdzu an-nafs (menjaga jiwa) dan hifdzu an-nasl (menjaga keturunan). Untuk menciptakan lima prinsip tersebut maka sudah selayaknya para kader pmii mengkaji berbagai literatur klasik salah satu di antaranya adalah kitab fathul qorib. (Asroki/Siti Rinakiya)