Pontianak – NU Khatulistiwa, Sangat miris, ketika keterampilan berorasi jarang dimiliki aktivis muda warga pergerakan zaman sekarang. Padahal, kemampuan public speaking saat ini penting untuk dikuasai siapa saja yang memiliki tujuan mempengaruhi opini publik, termasuk kader PMII.
Oleh karena itu, Pengurus Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PR PMII) Syeikh Mahfud Attirmasi PMII Komisariat IAIN Pontianak menggelar diskusi rutinan dengan tema Public Speaking sebagai upaya peningkatan kualitas komunikasi kader. Kegiatan tersebut dipandu oleh narasumber Sahabat Ismail dan Sahabat Muhammad yang memiliki skill mumpuni dalam dunia komunikasi. Diskusi ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 26 Maret 2017 pukul 15.00 s/d 17.00 WIB di Sekretariat PMII IAIN Pontianak tepatnya di Jalan Tanjung Raya 1, Gang Sampang Ujung Kota Pontianak. Diskusi tersebut dihadiri oleh anggota dan kader dari rayon-rayon yang ada di PMII Komisariat IAIN Pontianak.
Sahabat Ismail menyampaikan teori-teori retorika dan persuasi. Ia menanyakan kepada peserta cara pidato tokoh terkenal dunia yang menjadi idola, dan meminta peserta untuk menirunya dalam setiap forum yang diikuti. Ia juga mengingatkan kepada para peserta untuk mulai mendesain dan menata konsep berorasi dalam forum diskusi kecil.
Tak kalah serunya, Sahabat Muhammad menjelaskan teknik-teknik vokal dan performa seorang orator. Mantan orator PMII Kota Pontianak, menegaskan kualitas suara bisa memengaruhi keberhasilan komunikasi publik. Selain olah vocal dan intonasi, ia memaparkan lebih lanjut soal pentingnya menambah wawasan, menonton gaya orasi tokoh terkenal, melatih artikulasi, serta pembiasaan berbicara dalam forum-forum diskusi.
Setelah tanya jawab, Sahabat Muhammad memberikan kiat dan motivasi untuk menjadi orator andal. Menurutnya, modal penting dalam public speaking ini adalah membaca. “Tidak mungkin seseorang bisa menjadi orator ulung tanpa membaca,” ingatnya.
“Kami berharap kader PMII memiliki wawasan tentang retorika, orasi, dan persuasi untuk mencapai tujuan organisasi. Tidak hanya itu, kami juga ingin melatih mereka agar terampil berpidato dalam berbagai forum ilmiah maupun forum publik, dan mempersuasi publik sesuai agendanya,” pungkas Sahabat Ismail. (Zulkifli)