Home / Figur / Juharita : Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3)

Juharita : Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3)

juharBangun Desa Berdayakan Santri Sisihkan Gaji

Tak banyak pemuda yang setelah sukses menuntut ilmu di asal kelahirannya berani merantau ke daerah lain. Kebanyakan orang memilih bermukim dan bekerja di daerahnya sendiri. Tapi tak demikian dengan Juharita. Pemuda asal Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, yang lulus dari STAIN Kendari pada tahun 2012 ini memilih mengikuti program Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), untuk ditugaskan mendamping dan menggerakkan pemuda dan warga dalam membangun desa.

Ditugaskan di Desa Galang, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat selama dua tahun sejak tahun 2013, Juhar tercatat sebagai PSP3 Berprestasi keempat Tingkat Nasional, pada tahun lalu.

Dengan mengembangkan potensi yang ada di desa penempatannya, pemuda berpenampilan sederhana ini akhirnya mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan Kemenpora.

Sebagai orang baru di Kalimantan Barat, khususnya di Desa Galang, dalam waktu kurang dari dua tahun Juhar terbilang cepat beradaptasi. Pasalnya, sebagai sarjana pendidikan Islam dan didik sejak kecil di lingkungan yang agamis, Juhar sangat mudah menyesuaikan diri.

“Pada awalnya hanya bahasa yang tidak dimengerti. Namun saat ini, bahasa Melayu dan Madura, notabene warga sekitar adalah etnis Madura, kini saya sudah bisa paham, bahkan sudah bisa bicara dengan bahasa Madura walaupun tidak begitu fasih,” ujarnya kepada Suara Pemred, Kamis (11/6).

Menurut pemuda Muna, salah satu etnis di Sulawesi Tenggara ini, melakukan pendampingan dengan menggerakkan pemuda desa untuk semangat berwirausaha mandiri tidaklah mudah.

“Tentu harus yakin pada diri kita sendiri. Kalau tidak yakin, bagaimana meyakinkan orang lain,”

Di sana (Desa Galang), selain menjadi salah satu sentra penghasil nanas, sebagia warga Galang sempat menjajal peruntungan dengan budidaya ikan air tawar, yaitu ikan lele.

Dengan memanfaatkan kolam warga yang sudg tidak terpakai, Kembali menghidupkan semangat warga dan pemuda untuk melakukan wirausaha.

Di bidang kewirausahaan pemuda, Juhar membantu para pemuda di Desa Galang yang ingin mengembangkan bisnisnya dengan memberikan pelatihan, mentoring dan bantuan akses pasar, dan lain sebagainya. Salah satu binaan Juhar yang kini sukses antara lain adalah beberapa santri di Pesantren Baiturrahim, Desa Galang.

Membudidayakan lele hingga ratusan ribu ekor tentu memerlukan lebih dari satu orang untuk mengurusnya. Oleh karena itu, Juhar memberdayakan santri yang mondok di Pesantren Baiturrahim. Sebanyak sembilan orang yang telah direkrutnya.

Menurut Juhar, sembilan santri tersebut selanjutnya dilatih bagaimana cara budidaya lele dari penaburan bibit hingga panen. Selain itu, Juhar juga menggaji kesembilan santri tersebut.

“Usaha ini dilakukan secara profesional. Hal ini diterapkan agar santri nantinya paham selain cara budidaya lele, mereka juga paham manajemen yang baik dalam berwirausaha,” terangnya.

Juhar menambahkan, jika dirinya selesai kontrak dan harus meninggalkan desa, sembilan santri yang direkrutnya itu sudah siap untuk mengurus sendiri jika ia tinggal.

“Inilah sebenarnya tugas kami PSP3, mendampingi, memotivasi, dan menggerakkan. Ketika PSP3 sudah tidak di tempat penugasan, maka pemuda dan warga yang didampingi sudah siap mengembangkan apa yang telah didampingi oleh kami, seperti budidaya ikan lele ini,” ujarnya.

Menurut Juhar, budidaya ikan lele membutuhkan modal cukup besar. Kendati tidak dijelaskannya secara detail, kebutuhan pakan dianggap sesuatu yang memerlukan dana cukup besar dibandingkan kebutuhan lainnya.

“Kalau budidaya ikan lele yang kemudian dikembangkan ke bisnis, maka pakan salah satu kebutuhan yang memerlukan biaya besar, jika pakan itu hanya didapat dari membeli. Tapi ada pakan alterntif atau mampu membuat pakan sendiri, maka itu bisa diminimalisir,” terangnya.

Tanpa ragu-ragu, Juhar bersama sembilan orang santri Pondok Pesantren Baiturrahim memulai budidaya ikan lele dengan memanfaatkan kolam yang telah ada.

“Pertamakali menabur bibit lele 5.000 ekor, alhamdulillah langsung berhasil. Modal awalnya itu dari dana rintisan yang saya dapati dari Kemenpora,” tuturnya.

Diakui Juhar, dari sebagian gaji pendampingannya setiap bulan itu, ia sisihkan untuk menambah modal awal budidaya lele. Pasalnya, Juhar sangat serius dengan tugas dan pendampingan kepada warga.

“Saya tidak mau main-main. Dari gaji, sedikit saya sisihkan untuk usaha itu. Jadi saya gunakan dana pribadi dulu, alhamdulillah berhasil,” ucapnya dengan logat khas masyarakat Muna, Sultra.

Berkat panen periode pertama (1-4 bulan) dianggap berhasil, Juhar tertarik menambah jumlah bibit di setiap periodenya. Di periode berikutnya, ia menambah 20.000 berlanjut ke 50.000 bibit.

“Pada periode kedua, kami datangkan 20.000 bibit. Pembelian bibit itu diambil dari hasil panen yang awalnya hanya 5.000 ekor. Bahkan di periode selanjutnya, sampai 50.000 bibit. Dan untuk saat ini, setiap periodenya bisa mencapai ratusan ribu bibit sekali tabur,” tukasnya.

Lantaran pada panen pertamakali kondisi alam cukup mendukung, maka Juhar sangat percaya diri untuk lebih serius lagi dengan menambah jumlah bibit lele. Namun, Juhar mengakui jika suatu saat terjadi kondisi yang berpotensi pada kegagalan panen, langkah yang dilakukannya adalah ia mesti tahu cara mengantisipasinya.

“Makanya, untuk mengantipasi kegagalan panen, saya pelajari bagaimana antisipasinya. Seperti antisipasi penyakit ikan air tawar. Atau ketika musim hujan, maka kadar pH air meninggi yang berimbas pada kematian ikan. Cukup ditaburi garam sesuai takaran, maka kadar pH bisa kembali normal,” terangnya.

Untuk periode bulan ini, Juhar mengatakan lele yang dibudidayanya itu berhasil panen 3 ton.

“Keuntungan kotornya berkisar 40 jutaan lah. Yang ambil pengepul dari Ngabang dan Siantan,” pungkasnya.

 

Biodata

Nama : Juharita, S.Pd.I

Tenpat, tanggal lahir : Desa Guali, 10 November 1989

Alamat asal : Jl. Sultan Qaimuddin, Kel. Baruga Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

Alamat tugas : Desa Galang, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah

Pendidikan

  • SDN Lohodu, 1996-2002
  • MTs Raudhatul Jannah, 2002-2005
  • MA Raudhatul Jannah, 2005-2008
  • STAIN Kendari, 2008-2012

Aktivitas

  • Pemuda Sarjana Pengerak Pembangunan di Pedesaan (PSP3)
  • Pemilik Agen Tour & Travel
  • Pembudidaya ikan lele
  • Kepala Sekolah Pendidikan SDIT Baiturrahim

Prestasi

Peringkat 4 PSP3 Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2014

Check Also

​MENGENAL AJARAN ZIKIR 7 LATHAIF SYEIKH MUHAMMAD SA’AD (SELAKAU) MURID SYEIKH AHMAD KHATIB AS-SAMBASY

Oleh: Ustaz Jayadi Sarilaba Khodim TQN Sambas Ada 2 murid Ahmad Khatib as-Sambasy yang berasal …

Tinggalkan Balasan