Di Negara kita sejak dua dekade ini keran reformasi dibuka seluas-luasnya, salah satu anak kandung reformasi adalah kebebasan mengeluarkan penda-pat dan perkataan. Dengan kebebasan itu, semua orang seakan-akan bebas untuk me-nyuarakan apapun, apalagi ke-bebasan itu diiringi dengan per-kembangan media social, maka semakin bertumbuh dan ber-kembang dengan subur serta hampir tidak terkontrol. Jika “suara” itu adalah suara yang positif dan voice tentu harus kita apresiasi, namun jika “suara” itu adalah suara sumbang yang negative dan noise, disitulah akan timbul problem. Salah satu kebebasan bersuara yang sering disalahgunakan dizaman ini adalah tuduhan kafir. Dengan alasan demokratisasi tidak sedikit saudara kita sesame muslim melemparkan kata-kata kafir kepada saudara muslim yang lain hanya karena perbedaan pemahaman keagamaan, per-bedaan manhaj, bahkan hingga karena perbedaan pilihan duku-ngan politik. Perilaku menuduh kafir (Takfiri) ini seakan menjadi orkestra kebanggaan yang dipa-merkan secara fulgar, bukan hanya di dunia maya, bahkan hingga ke dunia nyata. Perilaku menuduh kafir itu akhirnya memicu pergesekan, menumbuh-kan benih-benih kegelisahan, pertentangan, permusuh-an dan konflik antar sesama muslim.
Download
Buletin Risalah an-Nahdlah Edisi-5 :Takfiri
“Buletin Risalah An-Nahdlah ini dikelola oleh Lembaga Bahtsul Masa’il Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Pontianak
Narahubung:https://wa.me/628975964314