Home / Seni Budaya / Puisi / Dulu & Sekarang, Ada “Kadang” Dikeduanya

Dulu & Sekarang, Ada “Kadang” Dikeduanya

Oleh : Sholihin HZ

Dulu, siapapun dan dimanapun kalau lewat depan orang tua pasti membungkuk tapi Alhamdulillah dibeberapa tempat masih kusaksikan

Dulu, saat lewat depan orang saat di masjid sangat sopan, sekarang kadang kusaksikan si muda lewati yang tua dengan begitu gagah perkasa

Dulu,  saat berpapasan yang muda pandai menegur yang tua, sekarang saat temu seakan tak kenal

Dulu, murid begitu hormat dan segan dengan guru, sekarang murid lupa bahwa seseorang pernah jadi gurunya

Dulu, saat orang akan berangkat haji, berbagai ilmu agama diambil dengan cara bertanya kepada orang yang pengalaman namun sekarang sudah langka

Dulu, anak2 dibawa orang tuanya untuk hadir di kegiatan keagamaan agar pandai bergaul dengan orang-orang sekarang kadang dilihat orang tua dan anaknya tak berteguran

Dulu, bacaan Al Quran para imam boleh diacungi jempol sekarang kadang kita dengar metodenya terbalik, hafal dulu baru baca. Bacaan betul pasti hafalannya benar dan hafalan salah pasti berawal dari bacaan yang salah

Dulu, pembicaraan orang tua kadang sarat dengan tasawuf dan  penyucian diri, sekarang didengar seputar syariat tak naik2

Dulu, jarang terdengar saling menyalahkan amalan orang, sekarang seakan2 paling pintar

Dulu, ikut pengajian ada ketawadhuan dan perubahan sikap, sekarang kadang dilihat usai ikut pengajian serba menyalahkan orang lain

Dulu, pengalamanku jika ada yang salah maka orang tua akan ngomong “salah ye pakaian kite” sekarang kadang jika ada yang salah alamatnya, “memang die salah!”

Dulu, kalau orang tua kumpul dengan yang lebih muda maka nasehat menjadi ucapannya, sekarang yang tua banyak yang tidak bisa “dituakan”

Dulu, orang tua nyebut juz dalam Al Quran dengan nyebut ayat pertamanya misal juz “tilkarrusul”, juz “lan tanalul” sekarang dah tak pernah didengar Dulu, rindu dulu,  aku di sekarang

*Penulis merupakan Ketua Pergunu Kota Pontianak dan Guru MAN 2 Pontianak

Check Also

​RAMADAN YANG KU-NANTIKAN

Oleh : Aris Club Menulis IAIN Pontianak Sepi tak berarti jiwa kosong sedang menanti, kuhembuskan …

Tinggalkan Balasan