PONTIANAK, NUKHATULISTIWA – Guna mempertegas komitmen perdamaian di Kota Pontianak, Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Pontianak dan Forum Peduli Ibu Pertiwi (FPIP) bersama sejumlah politisi dan akademisi serta stakeholder lainnya, mendeklarasikan ‘Pontianak damai dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika’, di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Faizin, Jalan Petani, Danau Sentarum, Pontianak, Jumat (27/1).
Acara yang digelar dalam bentuk diskusi tersebut, dihadiri sejumlah narasumber di antaranya perwakilan Dinas Pendidikan Kota Pontianak, Burhanudin, akademisi DR Syarifah Ema Rahmania, Ketua Harian IKBM Kalbar, Nagian Imawan, Ketua DPRD Pontinak, Satarudin, MABM Kota Pontinak, Firdaus Zar’in, dan sebagai keynote speaker, dari perwakilan PCNU Pontianak, Paryadi.
“Tujuan kegiatan ini, untuk mengajak semua elemen masyarakat kembali menggunakan Bhineka Tunggal Ika sebagai paradigma dalam menjalani tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara di Pontianak,” ujar Ketua LKKNU, Hasan Basri, kepada NU Khatulistiwa.
Secara bersama-sama, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untan Pontianak, DR Syarifah Ema Rahmania, membacakan enam isi deklarasi. Pertama, siap menjaga Pontianak yang kondusif, aman dan tentram dengan pemahaman Islam yang moderat dan toleran. Kedua, mengimbau masyarakat agar menjunjung tinggi nilai toleransi.
Ketiga, menyerahkan segala persoalan hukum termasuk masalah intoleransi kepada aparat penegak hukum. Keempat, siap menjaga keutuhan NKRI di Pontianak, umumnya di Kalbar. Kelima, mengajak semua elemen masyarakat untuk menjunjung tinggi nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dan yang terakhir, mengajak masyarakat untuk saling menjaga di lingkungannya masing-masing dari paham-paham radikal yang dapat memecah persatuan dan kesatuan serta tatanan masyarakat.
“Hasil deklarasi akan disampaikan ke Polresta Pontianak, Kodim 1207/BS, Pemkot dan DPRD Kota Pontianak,” tutur Hasan. (umar)