Home / Mutiara Sufi / Dunia Para Sufi, Tiada Lelah Menebar Bijak

Dunia Para Sufi, Tiada Lelah Menebar Bijak

16114525_529898273877402_8778877873696509879_n

…..Terkadang, dunia ibarat cermin,  jika kau melambaikan tangan padanya, ia akan berkata “hai” kepadamu

Ada seorang sufi tua yang mencari nafkah dengan menjual segala jenis barang. Kelihatannya orang ini tidak begitu pandai memberi harga pada barang yang ia jual. Karenanya orang-orang sering membayar dengan kepingan receh buruk, sedang ia menerima dengan gembira. Bahkan sebagian orang yang belum memberikan apapun mengaku sudah membayar, dan ia menerima begitu saja tanpa protes.

Kala tiba waktunya untuk meninggal, ia menerbangkan pandangannya ke arah langit dan berkata, “Oh Tuhan, aku telah menerima banyak keping buruk dari orang-orang, namun tak sekalipun aku menghakimi mereka dengan hatiku. Aku hanya menganggap mereka tidak menyadari apa yang mereka perbuat.” Lanjutnya, “Tuhan, aku pun ibarat keping buruk itu, tolong jangan hakimi aku dengan tiap keburukanku.” Ia menambahkan bisikannya, “Tuhan, pada samudera cinta kasihmu aku melabuhkan pinta. Pada laut ampunanMu, tolong tenggelamkan aku.”

Dan kemudian terdengarlah suara, “bagaimana mungkin menghakimi seseorang yang tidak pernah menghakimi orang lain.”
_____________________

Memaafkan dan menyembunyikan kesalahan adalah perbuatan baik yang sukar dilakukan. Hanya jiwa yang disirami oleh anugerah cinta-kasihNya lah yang dapat menuntaskan sebagian bentuk dari model etika baik tersebut.
Dalam keseharian, boleh saja cara sufi di atas kita terapkan: memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan demikian. Jadi, menutup aib kita dengan mengunci bibir rapat-rapat dari pembicaraan tentang keburukan orang lain; memperbaiki diri dengan berbuat baik kepada yang lain; menerima kesalahan kita pribadi dengan menerima kesalahan mereka.

Sehingga, apapun masalahnya, kita tak pernah lupa cara sederhana untuk berbahagia.

Terakhir, saya ingin menutup dengan kutipan doa St. Fransiskus dari Assisi:

“O, Yang Maha Ilahi,
Karuniakan agar kami tidak begitu mencari,
untuk dihibur daripada menghibur,
untuk dicintai, ketimbang mencintai.
Karena dalam memberilah, kami menerima.
Dalam memaafkanlah, kami dimaafkan.
Dan dalam kematianlah, kami lahir ke dalam dunia yang kekal.
Amiin..” (Ach Khoiron Nafis)*

 

*Penulis adalah Mahasiswa STF (Sekolah Tinggi Filsafat) Al-Farabi Kepanjen, Malang.

Check Also

Rais Syuriyah PWNU Kalbar Hadiri Pelantikan IPNU dan IPPNU Kabupaten Ketapang

Ketapang – NU Khatulistiwa, Pimpinan Cabang IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar …

Tinggalkan Balasan